Meteor

Bintang terpesona pada Kegelapan. Ingin sekali mencumbu pekatnya. Namun setiap kali Bintang mendekat, Kegelapan menyingkir darinya. Cahaya Bintang terlalu menyilaukan bagi Kegelapan. Kenyataan itu membuat Bintang bersedih hati.

Bintang bersembunyi di balik Awan setiap hari hanya untuk memandangi Kegelapan lebih dekat. Mengharapkan mujizat agar bisa bersatu dengan cintanya.

Berjuta-juta tahun kesedihan terus melanda Bintang hingga akhirnya ia meredup, kehilangan kekuatannya, lalu jatuh ke bumi.

Cahayanya menghilang. Bintang sudah mati.

Setiap malam tiba, Kegelapan datang menghampiri jasad Bintang, ingin terus bisa memeluknya erat. Awan menyelimuti kisah cinta mereka, melindungi kenangan akan sebuah harapan.

Hati dan Cinta (Heart and Love)

[ID]

Waktu mulai memusuhiku. Dia berlari sekuat tenaga meninggalkan aku terpuruk disini.. berusaha mengumpulkan keping demi keping kesadaranku untuk membawanya menemui Kehidupan.

Hati dan Cinta masih menemaniku. Namun aku cemburu melihat kemesraan mereka. Aku ingin memiliki apa yang mereka miliki. Sebuah hubungan yang erat. Membuat mereka seolah tak terpisahkan. Sebuah kesatuan yang utuh, yang tidak bisa dihancurkan oleh apapun. Mereka tak akan bisa hidup tanpa yang lainnya.

Suatu hari, saat aku sedang kelelahan, Cinta memungut sekeping kesadaranku. Dia menyapaku dan tersenyum sambil menyerahkan kepingan itu padaku. Saat itulah aku menyadari bahwa aku sangat menginginkan Cinta.

Semakin hari aku semakin berusaha menjauhkan Hati dan Cinta. Tapi demikianlah juga aku semakin mengerti bahwa Cinta hanyalah milik Hati. Karena itu, saat Hati sedang lengah, aku menyeret Cinta pergi dan membiarkan Hati menangis.

Aku kembali dan menemukan Hati masih menangis disana mencari Cintanya.

Hujan datang untuk menyampaikan dukacitanya yang dalam.

“Hati, pergilah bersama Hujan. Cinta sudah mati. Kau tak akan bahagia bersamaku disini…” kataku

Hujan sudah pergi. Tapi Hati tetap ditempatnya. Tangisnya melukaiku, meremukkan sedikit demi sedikit kepingan kesadaran yang sedang kususun kembali. Kecemburuanku membabi buta.

Mengapa Hati terus menunggu Cinta? Menunggu sesuatu yang tidak akan pernah kembali?

“Hati, pergilah sebelum aku membunuhmu juga… karena akulah yang membunuh Cinta..” kataku lagi

Hati hanya terus menangis hingga aku tidak sanggup lagi mendengarkan tangisan memilukan itu. Lebih baik dia mati bersama Cinta. Aku tidak seharusnya memisahkan mereka. Aku akan segera mempertemukan mereka.

.. ketika aku hendak membunuh Hati, Hujan datang bersama Kehidupan. Cinta bangkit, dia kembali dan memeluk Hati yang akhirnya berhenti menangis.

Aku terpana.

Dan saat itu, Waktu mengulurkan tangannya untuk berdamai denganku..

 

[ENG]

Time has made me a hostile. He ran so fast and left me slumped here… just trying to collect each fragments of my consciousness to take them to the Life.

Heart and Love were still with me. But I was jealous of their intimacy. I wanted to have what they had. A close relationship, which made them inseparable. A perfect unity, which could not be destroyed by anything. They could not live without the other.

One day, when I was exhausted, Love picked up a piece of my consciousness. She greeted me and smiled as she handed me the piece. That was when I realized that I wanted Love… so bad.

Every day I was trying to set Heart and Love apart. But the more I did it, the more I understood that Love was owned by Heart alone. Therefore, when Heart was not looking, I dragged Love away and let Heart cried.

I came back and found Heart still weeping there looking for his Love.

Rain came to convey her deep condolence.

“Heart, go with the Rain. Love is dead. You won’t be happy with me here …”I said

The Rain was gone. But Heart stayed there. His cry hurt me, crushed the consciousness that was being arranged little by little. My jealousy turned into rage.

Why Heart kept waiting for Love? Waiting for something that would never come back?

“Heart, go before I kill you too … because I was the one who killed Love ..” I said again

Heart just continued to cry until I was no longer able to listen his mournful cry. He better died with his ​​Love. I was not supposed to separate them. I would soon bring them together again.

… when I was going to kill Heart, Life came. Love got up and hugged Heart that he finally stopped crying.

I was stunned.

By then, Time held out his hand to make peace with me ..

(from the depth of me, that you might never understand)